Setiap orang yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Namun, kita tidak
pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana kita mati pada nantinya. Oleh
karena itu, kita harus mempersiapkan sebaik mungkin bekal yang akan kita
bawa untuk menuju kehidupan di akhirat kelak. Sungguh beruntungnya
orang yang diantar dan dimuliakan jenazahnya ketika ia sudah meninggal.
Bahkan, manusia yang paling mulia pun ikut mengurusi segala hal dalam
pengurusan jenazah itu. Kisah Jenazah yang diantar oleh 70 ribu malaikat
menjelaskan kepada kita bahwa orang yang taat dan baik maka akan
mendapatkan kebaikan pula dari Allah.

Kisah ini bermula ketika ada salah seorang yang meninggal pada zaman
Rasulullah. Orang itu bernama Sa'ad. Ketika Sa'ad meninggal, Rasulullah
selalu sibuk mengurus jenazahnya. Dengan tidak menggunakan alas kaki dan
serban, beliau ke sana kemari mengurusi jenazah itu dengan baik dan
sibuk. Bahkan, Rasul rela turun langsung ke liang lahat itu untuk
mengatur tempat agar baik untuk digunakan jenazah. Padahal, Rasulullah
jarang melakukan hal ini pada jenazah lainnya.
Melihat perilaku Rasul, para sahabat pun terheran-heran, mengapa
Rasulullah mengurusi jenazah itu dengan tidak biasa. Kemudian ada
seorang sahabat yang bertanya mengapa Rasulullah begitu semangat
mengurus jenazah Sa'ad. Rasulullah pun menjawab bahwa sesungguhnya
beliau melihat malaikat Jibril dan yang lainnya juga melakukan apa yang
beliau lakukan. Bahkan terdapat 70 ribu malaikat yang ada di pemakaman
itu.
Tiba-tiba datanglah ibu Sa'ad yang melihat Rasulullah berada di liang
lahat untuk mengurus jenazah anaknya. Kemudian ia menjerit bahagia dan
mengatakan bahwa sungguh beruntung anaknya, pasti anaknya akan masuk
surga.
Kemudian, Rasulullah pun mengingatkan kepada sang ibu agar tidak
mendahului kehendak Allah. Meskipun dalam pemakamannya diikuti 70 ribu
malaikat dan Rasulullah juga ikut dalam pengurusan jenazahnya, tetapi ia
masih mendapatkan kesempitan di alam kubur. Hal ini terjadi karena
ketika masih hidup, Sa'ad memiliki perangai yang buruk di dalam
keluarganya.
Berdasarkan hal ini, kita tahu bahwa tidak ada yang bisa menjamin
seseorang akan masuk ke dalam surga apa pun itu, termasuk jenazah yang
diantar Jibril, kecuali Nabi Muhammad. Selain itu, seseorang yang
memiliki amalan sebanyak apapun jika ia tidak baik terhadap keluarganya,
maka hal itu sia-sia. Sebuah dalil menjelaskan bahwa sebaik-baik orang
adalah orang yang baik pada keluarganya. Keluarga adalah orang pertama
yang memiliki waktu lebih dalam hidup kita. Antar anggota keluarga
saling membantu dan mengingatkan dalam kebaikan. Oleh karena itu, kita
dianjurkan untuk berbuat baik pada keluarga.
Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada orang
tua, suami/ istri, anak, saudara, dan anggota keluarga lainnya. Percuma
jika ia berbuat baik pada orang lain, tetapi mengabaikan keluarganya.
Karena setiap anggota keluarga memiliki hak dan kewajiban atas
masing-masingnya.
Orang yang didatangi banyak malaikat di pemakamannya saja tidak menjadi
jaminan untuk masuk surga, bahkan masih juga mendapatkan siksa karena
perbuatan buruknya pada keluarga. Hal ini mengajarkan pada kita bahwa
tak ada yang bisa mendahului ketetapan Allah. Apapun yang kita lakukan
di dunia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat. Oleh karena itu,
waspadalah terhadap setiap ucapan dan perbuatan yang kita lakukan di
dunia.